Sabtu, 26 April 2014

Prepare Launching

kabar gembira untuk kota bengkulu..Launching Perdana Sinetron Harapan akan d laksanakan pada minggu pertama bulan mey 2014 di Studio HaGi 2 ... keep stay untuk info selanjut nya... salam kreasi

Promo Sinetron HARAPAN on TV Channel (RBTV) @2014


Klik Disini

Jumat, 25 April 2014

Hari Keluarga Nasional

Dalam rangka Hari Keluarga Nasional XXI 2014 ,Hagi bekerjasama dengan BKKBN Provinsi Bengkulu Meliput Ucapan ''Selamat Hari Keluarga Nasional" dari Bapak H.Junaidi Hamsyah, M,Pd selaku gubernur Provinsi Bengkulu  dan Bapak H.Suherman SE, MM Selaku Bupati di Kabupaten Rejang lebong.

Berikut Proses pembuatan video ucapan Hari Keluarga Nasional XXI yang segera bisa d saksikan di Beberapa Stasiun TV Lokal Bengkulu




  • Bapak H.Junaidi Hamsyah, M,Pd  ( Gubernur Bengkulu )
          







  • Bapak H.Suherman SE, MM ( Bupati Rejang Lebong )
         










Sabtu, 12 April 2014

Pre Wedding clip



The Dens




















Selasa, 08 April 2014

Penokohan

A. Tema
Tema cerita adalah pokok pikiran dalam sebuah karangan. Atau, dapat diartikan pula sebagai dasar cerita yang ingin disampaikan oleh penulisnya
Tema drama harus disesuaikan dengan penonton. Jika drama ditujukan kepada pelajar, maka tema ceritanya juga harus sarat dengan pendidikan. Jangan sampai tema yang disajikan justru menjerumuskan pelajar sebagai penonton pada hal-hal yang tidak edukatif.

B. Alur Cerita (Plot) 
Plot atau alur adalah pola dasar dari kejadian-kejadian yang membangun aksi yang penting dalam sebuah drama. Plot drama harus dibangun mulai dari awal, lalu terdapat kemajuan-kemajuan, dan penyelesaian masalah yang diberikan kepada penonton. Plot menjelaskan bagaimana sebuah kejadian memengaruhi kejadian yang lain dan mengapa orang-orang yang ada di dalamnya berlaku seperti itu.
Penjabarkan alur menjadi beberapa bagian berikut.
1. Eksposisi/ introduksi merupakan pergerakan terhadap konflik melalui 
dialog-dialog pelaku.
2. Intrik merupakan persentuhan konflik atau keadaan mulai tegang.
3. Klimaks merupakan pergumulan konflik atau ketegangan yang telah mencapai puncaknya dalam cerita.
4. Antiklimaks merupakan konflik mulai menurun atau masalah dapat diselesaikan.
5. Konklusi merupakan akhir peristiwa atau penentuan terhadap nasib pelaku utama.

Senin, 07 April 2014

Jurnal Sore Esa TV Bengkulu 4 Maret 2014







Tentang Harapan... dari proses Shooting sampe ke pasca produksi .... eh ada pak direktur nya muncul d tipi... ^.^

Sabtu, 05 April 2014

Belajar Akting yang Baik

AKTING YANG BAIK

Akting tidak hanya berupa dialog saja, tetapi juga berupa gerak.
Dialog yang baik ialah dialog yang :
1.      terdengar (volume baik)
2.      jelas (artikulasi baik)
3.      dimengerti (lafal benar)
4.      menghayati (sesuai dengan tuntutan/jiwa peran yang ditentukan dalam naskah)

Gerak yang baik ialah gerak yang :
1.      terlihat (blocking baik)
2.      jelas (tidak ragu‑ragu, meyakinkan)
3.      dimengerti (sesuai dengan hukum gerak dalam kehidupan)
4.      menghayati (sesuai dengan tuntutan/jiwa peran yang ditentukan dalam naskah)

Dasar-dasar penokohan karakter

Aksi dan Emosi

Pengertian: Emosi adalah segala aktivitas yang mengekspresikan kondisi disini dan sekarang dari organisme manusia dan ditujukan ke arah duniannya di luar. “Emosi timbul secara otomatis” dan terikat dengan aksi yang dihasilkan dari konfrontasi manusia dengan dunianya. Aktor tidak menciptakan emosi karena emosi akan muncul dengan sendririnya lantaran keterlibatannya dalam memainkan peran sesuai dengan naskah.


Motivasi
Pengertian : Peran apapun yang anda mainkan harus memiliki tujuan dan motivasi. Dalamus keadaan bagaimanapun adalah mustahil untuk melakukan sesuatu yang secara langsung diarahkan untuk mencetuskan suatu perasaan demi perasaan itu sendiri. Kalau hal ini tidak diindahkan, maka anda tidk akan memperoleh apapun. Hanya kedangkalan saja. Jika kita memilih suatu tindakan atau perbuatan jangan menggunakan perasaan dan bathin anda. Jangan mencoba memperlihatkan aksi cemburu atau menyatakan cinta, semata hanya untuk kepentingan perasaan itu aja. Semua perasaan itu adalah akibat dari sesuatu yang terjadi sebelumnya. Cobalah ingat kejadian sebelumnya itu dalam-dalam dan hasilnya akan datang sendiri. Penggambaran nafsu yang palsu, yang menggunakan gerakan-gerakan konvensional, semuanya ini merupakan kesalahan-kesalahan yang kerap terjadi.

Jumat, 04 April 2014

kamingsuuuuun @RBTV Bengkulu





Cuplikan nya dulu!!!!!

Hunting Location " Embun Sehasen "

Halo Pemirzzzaaaa

Kali ini HaGi Lagi Hunting Location tuk Bikin Film "Embun Sehasen" 

Nah ni Sedikit Bocoran Bagian Mana ja yang bakal di ambil..Insya allah Kesampaian ..



nah kira ini aj dulu bocoran nya... hihihi...so buat info selanjutkan silahkan plototin trus kegiatan d web page Hagi production di sini

Rabu, 02 April 2014

GenRe With Hagi Production

48 Remaja & Mahasiswa Wakili Bengkulu ke Jakarta

WAKILI BENGKULU DI NASIONAL, 48 FINALIS UNJUK AKSI SENI BUDAYA.mpg_snapshot_00.28_[2014.03.31_20.38.55]Inilah aksi budaya yang ditampilkan oleh tiap-tiap finalis yang mewakili kabupaten, kota serta perguruan tinggi yang ada di provinsi Bengkulu. Sebanyak 48 finalis memperebutkan gelar duta mahasiswa dan duta remaja  genre atau generasi berencana tahun 2014.
Selain menampilkan aks seni budaya, di hari terakhir pemilihan ini para peserta juga berlomba mempresentasikan pusat informasi konseling atau PIK yang nantinya juga akan dipilih PIK terbaik.
Dalam pemilihan ini duta mahasiswa yang terpilih di tahun sebelumnya diberi kesempatan menceritakan kegiatan-kegiatan para duta mahasiswa di tingkat nasional,  bahkan Bengkulu masuk menjadi 10 besar.
Para finalis yang nantinya terpilih menjadi duta mahasiswa dan duta remaja generasi berencana atau genre  ini diharapkan mampu mengharumkan nama Bengkulu di kancah nasional.
Di sela-sela acara ini juga ditayangkan cuplikan film “ Harapan” garapan Hagi Production yang  sebagian pemain  merupakan  remaja dan mahasiswa genre.
Pemilihan duta genre ini telah berlangsung sejak 17 maret yang  diawali dengan tes tertulis, wawancara, pembuatan paper, pemberian materi serta berbagai kegiatan lainnya.
Unga Erya- Mahyudi Okmantik RBTV Melaporkan

Selasa, 01 April 2014

Cahaya dan pencahayaan

Cahaya merupakan gelombang elektromagnestis yang diterima oleh indera penglihat (mata) yang kemudian diteruskan ke otak yang akan merespon, menanggapi ransangan cahaya terebut. Sederhanya, tanpa cahaya maka benda tidak akan kelihatan. Atas dasar itulah, produksi film dan video memerlukan cahaya agar subyek bisa terlihat.
Pencahayaan televisi dan film memiliki fungsi-fungsi berikut:
• Menyinari obyek/subyek
• Menciptakan gambar yang artistik,
• Menghilangkan bayangan yang tidak perlu
• Membuat efek khusus.
Menyinari objek artinya memberikan pencahyaan agar objek atau subjek bisa terlihat jelas sesuai konsep film itu sendiri. Tidak semua bayangan itu diperlukan dan tidak semua bayangan tidak diperlukan. Dengan pencahayaan tetentu bayangan bisa dihilangkan, dikurangi,atau bahkan ditambah. Perlu tidaknya bayangan atau shadow, lagi-lagi sangat tergantung dari konsep film itu sendiri.
Three Points Lighting
Ini sudah menjadi rumusan atau formula dasar sebuah pencahayaan dalam produksi video, film, dan foto. Tiga poin penting itu terdiri atas : Key Light, Fill Light, Back Light.
Key Light adalah pencahayaan utama yang diarahkan pada objek. Keylight merupakan sumber pencahayaan paling dominan. Biasanya keylight lebih terang dibandingkan dengan fill light. Dalam desain 3 poin pencahyaan, keylight ditempatkan pada sudut 45 derajat di atas subjek.
Fill Light merupakan pencahyaan pengisi, biasanya digunakan untuk menghilagkan bayangan objek yang disebabkan oleh key light. Fill light ditempatkan berseberangan dengan subyek yang mempunyai jarak yang sama dengan keylight. Intensitas pencahyaan fill light biasanya setengah dari key light.
Back Light, pencahayaan dari arah belakang objek, berfungsi untuk meberikan dimensi agar subjek tidak “menyatu” dengan latar belakang. Pencahyaan ini diletakkan 45 derajat di belakang subyek. Intensitas pencahyaan backlight sangat tergantung dari pencahayaan key light dan fill light, dan tentu saja tergantung pada subyeknya. Misal backlight untuk orang berambut pirang akan sedikit berbeda dengan pencahayaan untuk orang dengan warna rambut hitam.
Selain 3 poin pencahayaan tadi masih ada jenis pencahyaan lainnya, yakni Background Light dimaksudkan agar setting/panggung tetap bisa kelihatan dengan baik.
Arah Cahaya
Arah cahaya dari pencahayaan akan bergantung pada ketinggian dan sudut dari sumber cahaya tadi. Dari atas, bawah, atau rata dengan obyek? Dengan demikian kita akan tahu bayangan yang dihasilkan cahaya tadi jatuh dimana. Peletakan sumber cahaya di atas subyek akan menghasilkan efek yang berbeda jika dibandingkan dengan peletakkan sumber cahaya dari arah bawah subyek. Arah pencahyaan ini biasanya disebut sebagai down angle dan up angle. Dengan down angle akan menghasilkan bayangan yang jatuh kea rah tubuh (kalau subyeknya orang). Sebagai contoh, konsep down angle bisa dilakukan pada scene interograsi, akan kelihatan dramatis. Sedangkan up angle akan menghasilkan pencahayaan yang kurang lazim, namun dengan penempatan pencahayaan seperti ini subyek akan kelihatan powefull dan gagah.
Kualitas Cahaya Kualitas pencahayaan berkaitan dengan keras atau lembutnya pencahyaan itu sendiri. Secara garis besar ada dua kualitas pencahayaan, yaitu hard light dan soft light. Hard light mempunyai karakteristik pencahyaan yang kuat dimana shadow atau bayangan lebih terlihat jelas. Softlight memiliki karakter sebaliknya, antara pencahyaan dengan bayangan hanya memiliki perbedaan yang tipis.
Rasio Pencahayaan
Lighting Ratio merupakan perbandingan antara brightness dan lightnest. Misalnya perbandingan 2:1, dimana pencahayaan area terang dua kali lipat dibanding area gelap. Teknologi video memungkinkan sampai pada rasio 4:1, area terang memiliki intensitas 4 kali lebih terang dibandingkan area gelap. Jika lebih dari itu, maka unsur detail bayangan atau shadow akan hilang.
Kontrol Cahaya
Ini merupakan metode untuk menambah atau mengurangi pencahayaan dari sumber cahaya. Penambahan atau pengurangan ini untuk menghasilkan efek tertentu. Misalnya efek cahaya matahari yang memancar masuk pada jendela kamar tidur, digunakan translucent yang ditempelkan dekat sumber cahaya.
Mengukur Intensitas
Intensitas cahaya yang yang dihasilkan dari key light, fill light,serta backlight bisa diukur oleh sebuah alat yakni Lightmeter. Ada dua jenis alat ini yaitu Incident and Reflectant. Incident diperuntukkan untuk mengukur intensitas cahaya yang “jatuh” pada subjek. Sedangkan Reflectant dipergunakan untuk mengukur intensitas cahaya yang dipantulkan oleh subyek.


Jenis-Jenis Lighting Banyak sekali jenis lampu yang digunakan dalam proses pengambilan gamar atau shooting. Jenis lampu itu terdiri atas :
  • Blonde :1000-2000 watt, biasanya digunakan sebagai pencahayaan flood untuk area yang luas
  • Readhead : 650 – 1000 watt, digunakan sebagai key flood untuk area yang luas
  • Pepper Light : 100 – 1000 watt, lampu dengan intensitas rendah digunakan khusus untuk key atau fill light
  • HMI : ini merupakan jenis lampu kualitas tinggi
  • Hallogen : 100 – 500 watt, digunakan sebahgai key flood untuk area luas, jenis lampu ini biasanya digunakan untuk produksi dengan budgeting rendah.
  • Fresnell : jenis lampu yang memiliki lensa khusus yang memancarkan cahaya
Temperatur Warna
Temperatur Warna merupakan kesan yang ditimbulkan oleh cahaya terhadap sebuah obyek ketika cahaya itu mengenai obyek. Ukuran temperatur warna dinyatakan dalam satuan derajat Kelvin (K). Semakin besar ukuran derajat Kelvin, maka warna obyek semakin putih, kebalikkanya maka obyek akan terlihat semakin menguning.

Aplikasi
Teori memang rada njelimet, bikin kepala nyut-nyutan. Tapi kawan, dengan dasar teori yang kuat, akan membantu kita di lapangan untuk “mempercepat” implementasi ide ke dalam tataran aplikatif. Demikian juga dengan tema cahaya dan pencahayaan kali ini

Tata Cahaya

yok kita simaak
Ada dua jenis pencahayaan yang bisa digunakan dalam pembuatan film, baik fiksi maupun non fiksi (seperti dokumenter). Jenis pencahayaan tersebut yakniartificial light (jelasnya ada di tulisan saya sebelumnya) serta available light.Available light adalah pencahayaan dengan memanfaatkan sumber cahaya yang ada. Available light di antaranya cahaya matahari, cahaya lampu yang ada di rumah, cahaya bulan, dan cahaya lampu di jalan. Jadi, available light berkaitan sumber cahaya yang sudah tersedia dan bagaimana agar sumber cahaya tersebut bisa digunakan untuk menyinari obyek. Jika hanya ada satu sumber pencahayaan, maka dipastikan itu sebagai pencahayaan utama ataukeylight. Ada tiga point penting pencahayaan yang disebut three points lighting, tentang sudah saya jelaskan di lighting part 1. Dalam pemanfaatan available light bisa dimanfaatkan sebagai key light dan fill light.
Dalam Ruangan
Pencahayaan di dalam ruangan/indoor misalnya pencahayaan yang sudah ada (lampu neon atau lampu pijar). Pencahayaan ini bisa dimanfaatkan untuk keperluan shooting, walaupun bisa jadi banyak kelemahan, diantaranya intensitas cahaya yang dihasilkan terlalu rendah untuk kepentingan shooting. Dengan teknologi video digital hal ini masih bisa diakali dengan menaikan iris, walau demikian pasti ada batas toleransinya. Ketika kita menaikan f-stop di kamera, mungkin gambar yang dihasilkan akan tampak grainy/bintik-bintik. Usahakan, obyek mendapat pencahayaan yang cukup, walaupun tidak selalu solusi yang baik, coba memindahkan obyek/subyek yang akan anda shoot pada area cukup cahaya dimana cahaya lampu itu jatuh.
Jika anda akan shooting di dalam ruang kamar, anda bisa memanfaatkan cahaya matahari dari luar ruangan. Namun sekali lagi, anda harus mengatur posisi subyek agar mendapatkan intensitas pencahayaan yang diinginkan.
Luar Ruangan
Ketika kita akan shooting di luar ruangan/exterior pada siang hari yang harus diperhatikan adalah arah matahari. Tidak terlalu disarankan untuk shooting dari jam 11 hingga jam 1 siang, karena cahaya matahari sedang terik-teriknya dan mungkin berada persis di atas obyek, yang artinya akan menimbulkan bayangan. Untuk menurunkan intensitas cahaya yang terlalu kuat, anda bisa memanfaatkan filter Neutral Density/ND yang ada pada kamera. Dengan menggunakan filter ini, cahaya yang berlebihan akan direduce/dikurangi sehingga menjadi normal. Saran saya, ketika harus shooting di siang hari dan hanya menggunakan available light, antara jam 2 hingga jam 4 sore. Untuk mengatur arah pencahayaan gunakanlah reflektor.
Menggunakan Reflektor
Reflektor merupakan sebuah alat untuk merefleksikan atau memantulkan cahaya pada subyek. Reflektor untuk keperluan shooting (juga pemotretan) sudah banyak didesain oleh pabrik, tapi beberapa kawan dengan kreatif membuat reflektor sendiri. O’ya video di bawah saya nemu di youtube bagaimana si bule membuat reflektor, dari mini dish/parabola kecil dilapisi oleh plastik khusus :
Obyek Bergerak
Jika menggunakan pencahayaan dengan lighting yang normal/artificial light dimana sumber cahaya bisa digeser untuk menyesuaikan cahaya yang harus didapatkan oleh obyek/subyek/area shooting kita. Beda halnya jika kita memanfaatkan available light. Saran saya, gunakanlah iris secara manual karena dengan demikian kita bisa menyesuaikan sumber cahaya yang masuk dengan mengontrol irisnya.

Bikin Film pendek Yuuuuuuuuuuuuuukk

Membuat film, terutama film pendek, saat ini sangat mudah tepatnya dimudahkan. Salah satunya adalah karena kecanggihan teknologi yang sudah mendukung para pembuat film, baik untuk profesional maupun para pehobi. Beragam kamera video digital memudahkan para pengguna. Ini bukan perihal teknologi saja, tapi ada tahapan membuat film yang dipangkas oleh si filmmaker. Selain mudah, membuat film pendek menjadi murah. Namun sesimpel apapun film yang akan kita buat, ia mesti melewati rangkaian proses yang secara sederhana terdiri atas: Ide, Desain Produksi, Pra Produksi, Produksi, Paska Produksi, dan Publikasi.
Ide atau gagasan bukanlah segalanya. Sebagian orang bahkan tak percaya pada orisinalitas ide. Yang paling penting bagaimana ide itu bisa diterjemahkan ke dalam film nantinya. Ide bisa darimana saja, pengalaman pribadi, teman, atau siapa saja. Tuangkan ide cerita ke dalam bentuk tulisan. Tak mesti panjang, yang paling penting bisa dipahami misalnya teman kita yang akan diajak bergabung dalam pembuatan film pendek itu nantinya. Agar ide tidak mentah, selanjutnya lakukan riset. Riset diperlukan walaupun kita akan membuat film fiksi, bukan dokumenter. Riset dilakukan dengan mencari data-data yang diperlukan sebaai penunjang informasi berkaitan dengan ide dari film yang akan kita buat. Data-data bisa didapat melalui internet atau dengan obeservasi langsung di lapangan.
Ketika ide sudah ada dan riset sudah dialakukan, langkah selanjutnya adalah membuat sinopsis atau ringkasan pendek cerita. Dengan sinopsis, anda sudah bisa mencari kawan untuk mewujudkan pembuatan film. Jadi, selanjutnya sudah bisa menentukan kru! Kru film pendek tak sebanyak kru film panjang. Jika di film panjang, paling tidak akan melibatkan paling tidak 40 orang maka di film pendek bahkan cukup dengan 7 orang saja. Pada film pendek, beberapa pekerjaan bisa dilakukan oleh satu orang. Penulis naskah misalnya bisa merangkap menjadi sutradara, yang paling penting masing-masing personal memahami dan mau melakukan apa yang mesti dikerjakan sesuai job desc tersebut. Kru film pendek bisa ditentukan atau dibuat. Ditentukan, maksudnya anda memilih orang-orang yang memiliki kapasitas untuk membantu mewujudkan proyek film pendek itu. Sedangkan membentuk, berarti benar-benar membuat kru dari awal.
Pra Produksi
Ini merupakan tahapan paling esensial dalam pembuatan film. Pada tahap ini blue print film dibuat. Naskah ditulis dengan telebih dahulu membuat treatment. Dalam treatment, penulis naskah sudah menjelaskan alur cerita dari scene satu sampai scene akhir. Scene merupakan gabungan shot di waktu dan tempat yang sama. Jika treatment sudah selesai, berikutnya penulis akan menuliskan naskah lengkap. Naskah lengkap inilah yang didiskusikan antara penulis naskah, sutradara dan produser. Seringkali, sutarada dan produser memberikan masukan pada penulis naskah agar naskah bisa dieksekusi dengan baik. Diskusi ini penting, oleh karenanya mungkin aka nada naskah draft satu, draft dua, draft tiga, hingga naskah benar-benar disepakati. Naskah telah dikunci atau script lock, demikian tugas penulis naskah selesai dan selanjutnya naskah menjadi “hak” sutradara untuk menjabarkan ke dalam bentuk audio visual yang dituangkan menjadi director’s treatment. Sederhanaya, director’s treatment itu perlakuan kreatif sutradara atas skenario. Dalam hal ini, sutradara akan berdiskusi dengan cameraman untuk membuat shot list, hal ini untuk memudahkan sutradara dan cameraman nantinya saat shooting.

Produser sudah bisa membuat time schedule, kapan casting mesti dilakukan hingga kapan editing mesti selesai dikerjakan. Shooting schedule atau jadwal shooting dibuat setelah sebelumnya dibuat breakdown script didiskusikan degan sutradara. Dalam breakdown script, produser membuat secara rinci kebutuhan shooting nantinya. Sejaklan dengan itu, budgeting atau pendanaan film pendek juga sudah disusun.
Artistik
Elemen film yang anntinya akan berkaitan dengan aspek yang terlihat di film itu sendiri, diskusikan ini dengan piñata artistic dan sutradara. Lokasi seperti apa yang diinginkan, property serta wardrobe apa yang dibutuhkan. Dengan demikian bagian artistic juga mesti membuat breakdown untuk kepentingan artistic film pendek tersebut. Bagian artistik mesti melakukan survey lokasi, ia bisa saja menggunakan property yang sudah ada di misalnya lokasi shooting rumah. Namun jika tidak ada, bagian artistik wajib untuk menagadakan property yang dibutuhkan. Properti tidak mesti beli, ada beberapa yang bisa kita sewa juga. Dengan demikian, budget produksi bisa diminimalisir.

Equipment
Perlatan shooting saat ini sudah canggih. Beraneka ragam alat perekam digital sudah banyak. Jadi, banyak pilihan untuk para filmmaker pendek untuk menentukan peralatan apa yang diperlukan. Tak hanya video camera bahkan saat ini akmera DSLR yang sebetulnya diperuntukan sebagai alat meotret gambar still bisa digunakan untuk pengambilan gambar bergerak atau shooting. Beberapa DSLR bahkan bisa menghasilkan gambar video yang jauh lebih bagus daripada kamera video. Kelebihan lain dari DSLR yakni bisa gonta-ganti lensa sesuai kebutuhan. Jadi, cameraman juga bisa mengajukan lensa apa saja yang diperlukan kepada produser. Namun demikian, jika ternyata kita “hanya” memiliki handycam atau kamera compact lainnya, itupun sebetulnya sudah bisa digunakan.

Shooting itu melukis dengan cahaya. Tanpa cahaya tidak bisa melakukan pengambilan gambar. Untuk shooting di luar atau outdoor masih bisa menggunakan cahaya matahari, namun untuk shooting indoor memerlukan pencahyaan yang sengaja dibuat. Banyak jenis lighting, yang terpenting bagaimana konsep pencahayaan film tersebutn lantas piñata cahaya membuat list lighting apa yang diperlukan. Beberapa fil pendek bahkan tak menggunakan cahaya tambahan, mereka mengandalkan cahaya matahari untuk oudoor dan pencahyaan lampu rumah untuk shooting di dalam ruangan.
Selain pencahayaan, aspek yang mesti diperhatikan adalah audio. Gambar yang baik tapi audionya buruk maka film menjadi tak sempurna atau bahkan akan menjadi jelek. Audio harus bagus, ini tugasnya soundman atau penata suara. Boom mic biasanya merupakan mikropon yang “wajib” digunakan ketika membuat film. Jika itu tak ada, maka mesti nyari jalan lain misalnya mengunakan mic di yang sudah ada di kamera lalu disambung dengan kabel ektensi. Jika shooting film pendek menggunakan DSR, maka mau tak mau mesti menggunakan microphone tambahan karena mic yang ada di kamera DSLR tidak cukup baik untuk kepentingan perekaman suara.
Casting Pemain
Ketika naskah selesai proses pemilihan pemain atau casting sudah bisa dilakukan, bahkan ketika naskah masih erupa draft sebetulnya proses ini bisa dkerjakan pararel dengan tahan pra produksi lainnya. Ada banyak cara casting, yang paling umum carilah pemain film berdasarkan kemampuan aktingnya. Misalnya, calon pemain film pendek diberi naskah lalu dimintain untuk acting sesuai naskah tersebut. Casting juga bisa dengan menunjuk langsung calon pemain ketika kita yakin atas kemampuan acting dari pemain tersebut. Yang paling penting tentu saja dapatkan pemain sesuai karakter tokoh yang diinginkan seperti di dalam naskah.

Reading
Setelah pemain kita dapatkan sesuai dengan yang kita inginkan, buatlah kesepakan dengan pemain tentang jadwal reading hingga shooting. Pemain yang terpilih kita berikan naskah, biarkan mereka membaca naskah tersebut untuk mendalami peran yang akan dia mainkan nantinya. Selanjutnya proses reading dilakukan bersama sutradara atau asisten. Reading bisa dilakukan dengan intens, agar pemain betul-betul dapat “feel” dari naskah tersebut.
Rehearsal
Rehearsal atau latihan bisa dilakukan jauh sebelum shooting, namun metode ini tidak disukai oleh sutradara. Intinya, dalam rehearsal ini pemain sudah memahami blocking dan pengadegan di semua scene yan akan dia mainkan. Beberapa sutradara tidak melakukan rehearsal, dia “cukup” memberikan briefing di lokasi shooting. Sara penulis, sebagi filmmaker awal baiknya rehearsal dilakukan karena ini akan sangat membantu ketika shooting nantinya sesuai yang sudah dikonsepkan sutradara. Tak ada aturan berapa lama melakukan latihan atau rehearsal.
Shooting
Di lokasi shooting sutradara adalah komandan di lapangan perang. Ia bertanggung jawab penuh terhadap apa yang akan dilakukan di lokasi shooting. Naskah dan diretor’s treatment sebagai panduan untuk melakukan pengambilan gambar. Shooting dilakukan berdasar breakdown yang sudah dibuat sebelumnya. Misalnya, jika ada beberapa scene di lokasi sama maka sutradara akan melakukan shooting di tempat tersebut, hal ini dilakukan untuk efetivitas waktu karena akan menyangkut beberapa hal seperti set properti, tata cahaya, serta talen yang akan main di film tersebut. Sutaradara boleh saja melakukan pengambilan gambar latihan sebelum pengambilan gambar sebetulnya dilakukan. Blocking pemain diatur sedemkian rupa, juga dengan arahan acting pada pemain. Namun, boleh juga sutradara langsung melakukan pengambilan gambar tanpa latihan terlebih dahulu, utamanya jika latihan atau rehearsal sudah dilakukan jasuh sebelum shooting dilakukan. Sutradara bisa melakukan pengammbilan berulang kali sampai dia benar-benar puas dengan shot yang sudah didapat. Membangun mood pemain juga penting, oleh karenanya sutarada mesti memiliki komunikasi yang baik. Ada dua komunikasi sutradara, yakni dengan kru yang dia pimpin dan dengan pemain atau talen yang akan dia atur.

Di lapangan, sutarada juga bekomunikasi dengan cameraman. Dia bisa meminta cameraman untuk membuat shot dengan komposisi serta angle tertentu. Kadang, sutradara bisa mengembangkan director’s treatment yang sudah dia buat sebelumnya. Namun, perubahan itu seharusnya dikomunikasikan dengan kru yang berkaitan dengan perubahan treatment tersebut utamanya penata kamera. Tak ada aturan berapa banyak shot dalam satu scene, bahkan bisa saja sutradara membuat hanya satu shot dalam satu scene. Beberapa sutradara, dia akan membuat dekupase atau pemecahan shot yang dia tuangkan ke dalam diretor’s treatment, sebagia lainnya ia tak melakukan itu. Sutradara melakukan pemecahan shot di lapangan. Mana yang lebih baik? Sama saja, itu bisa jadi meruapakan salah satu gaya penyutradaraan juga. Namun, jika membuat film pendek awal mula, baiknya dekupase dilakukan sebelum shooting dilakukan, bukan di lokasi shooting.
Kontinyuiti meruapakan hal penting yang mesti dilakukan oleh sutradara. Ketika selesai membuat shot satu, sutradara harus memperhatikan aspek kesinambungan dengan shot yang akan dibuat berikutnya dan seterusnya. Kesinambungan itu berupa kesinambungan emosi, suara, gerak, dan posisi. Jika tak memperhatikan aspek kesinambungan gambar, nantinya akan sangat merepotkan editor bahkan bisa jadi editor tak bisa berbuat banyak jika sutradara melakukan banyak ketidaksenambungan shot yang dibuat.
Di lapangan apa saja bisa terjadi, untuk meminimalisir kesalahan sebaiknya memang dilakukan persiapan yang matang jauh sebelum shooting dilakukan yakni pada proses pra produksi. Akan tetapi jika memang di lokasi shooting hal itu tak bisa dielakkan atau tak terduga sebelumnya, sutradara mesti mengambil keputusan secara cepat. Misalnya, ketika shooting di lokasi outdoor dan teradi hujan maka sutradara bersama produser harus memutuskan untuk mengubah breakdown, menukar waktu shooting outdoor dan mendahulukan shooting di lokasi indoor. Setiap mau pergantian scene, baiknya sutradara yang biasanya dibantu oleh asisten, ia mesti memastikan tidak ada shot yang kurang di dalam scene tersebut. Setelah yakin bahwa scene tersebut telah dibuat dengan sempurna, barulah shooting untuk scene selanjutnya bisa dilakukan.

Yang paling menyenangkan dalam proses shooting film pendek, ketika sutradara bilang “It’s a wraaap…” atau “Bungkussss….” Artinya keseluruhan shooting di hari itu seudah selesai. Shooting akan dilanjutkan di day shot berikutnya, atau memang shooting benar-benar sudah selesai. Dan tentu saja proses pembuatan film tahap berikutnya bisa dilakukan. Yakni, materi hasil shooting sudah bisa diserahkan kepada editor.
Editing
Hasil shooting bisa jadi merupakan ratusan atau ribuan shot. Shot-shot yang “berserakan” disusun oleh editor, dipilih, dipotong, disambung, dan digabungkan menjadi satu kesatuan cerita utuh. Yang pertama kali dilakukan editor setelah menerima material shot, ia mesti melakukan preview. Editor melihat keseluruha hasil shooting. Dengan demikian, editor sudah memiliki bayangan bagaimana shot-shot itu nantinya akan dirangkai. Banyak sekali software editing yang bisa digunakan, seperti: Avid Composer, Final Cut Pro, Ulead Video, dan Adobe Premiere. Untuk editing film pendek kedua software editing terakhir sudah cukup bagus. Editor tinggal memilih software yang mana yang tentunya mudah dikuasai. Software editing bisanya memiliki standar minimum spesifikasi hardware yang diperlukan. Yang paling umum untuk komputer editing biasanya adalah processor, memory, VGA, serta hardsik yang cukup. Spesifikasi ini akan mempengaruhi kinerja komputer editing, terlebih akan terlihat ketika editor menggunakan special efek di dalamnya.
Jika kamera yang digunakan saat shoting memakai memory sebagai media penyimpanan gambar maka editor tinggal mengcopy isi memory tersebut ke dalam hardisk komputer editing, namun jika medianya berupa tape ia mesti melalui proses capturing yakni pemindahan materi shot dari kaset ke dalam software editing. Untuk capturing mesti ada VTR/Video Tape Recorder atau Player sebagai media playback tape tadi yang disambungkan ke komputer editing. Maka di komputer editing yang menggunakan kaset/tape sebagai media rekam, ia mesti memiliki capture card yang disambungkan melalui kabel firewire.
Seperti dijelaskan di atas, sebaiknya editor terlebih dahulu membaca skenario serta berdiskusi dengan sutradara, dengan demikian ia sudah paham cerita film pendek tersebut sebelum ia melakukan penyuntingan gambar. Setelah gambar ada di dalam komputer, selanjutnya editor sudah bisa melakukan pemilihan gambar, lalu menyusun shot menjadi scene atau serangkaian adegan. Seperti halnya sutradara, editor semestinya memposisikan sebagai story teller, ia harus bisa bertutur dengan pemotongan serta penyambungan gambar tadi. Jadi, editor tidak asal motong serta menyambung saja. Setiap sambungan serta pemotongan harus memiliki makna. Sebagus apapun hasil shooting dari tim di lapangan, ia akan menjadi film pendek yang buruk jika diedit dengan serampangan oleh editor. Misalnya, editor mesti tahu tentang kontinyuitas gambar. Dia juga harus tahu ritme, seperti halnya music sususnan gambar juga ada iramanya ada ketukannya. Susunlah gambar tersebut menjadi rangkaian cerita, lalu preview dari awal hingga akhir. Penyuntingan gambar awal ini dinamakan roughcut editing. Setelah selesai roughcut, editor bisa mempresentasikan hasil penyuntingan gambar tersebut kepada sutradara dan produser. Bisa jadi, sutradara mempunyai masukan atas hasil editing awal tadi.
Maka, misalnya ada hal yang mesti diubah editor segera melakukan revisi penyambungan gambar. Jika roughcut ini selesai maka selanjutnya editor melakukan finecut atau penyuntingan akhir. Di dalam fine cut editor sudah bisa memasukan ilustrasi serta color grading, yakni menyamaratakan warna shot masing-masing scene. Konsep warna juga semestinya sudah dibicarakan sebelum editor melakukan penyuntingan gambar di tahap finecut ini. Demikian pula dengan mixing suara, editor harus tahu mana yang baik menggunakan suara music mana yang tidak. Sebaiknya, musik ilustrasi dibuat menyesuaikan masing-masing adegan di dalam film pendek tersebut, bukan sebaliknya. Pembuat music, bisa melihat roughcut sebagai panduan ketika dia akan membuat music ilustrasi, dia bisa berdiskusi dengan editor dan atau sutradara. Poinya pentingnya, musik ilustrasi itu untuk mengilustrasikan adegan misalnya agar adegan atau scene menjadi dramatis.
Unsur grafis bisa jadi merupakan hal penting di dalam penyuntngan gambar film pendek, seperti halnya unsure lain dalam film semestinya ini juga dikonsepkan. Jadi, grafis tidak sekadara tempelan yang justru akan mengganggu pada film secara keseluruhan. Judul film misalnya, apakah perlu dibuat motion khusus atau cukup dengan tampilan grafis still saja. Pemilihan jenis font serta warna apa yang digunakan juga mesti dipikirkan oleh editor. Demikian pula dengan credit title atau susunan kru di ujung film apakah akan dibuat bergerak dari bawah ke atas atau grafis tak bergerak tapi dengan efek fade in-fade out/hilang-muncul. Jika film selesai diedit, coba pertontonkan pada pihak lain atau pada orang-orang yang tak terlibat dengan pembuat atau kru film pendek. Bagaimana reaksi penonton, apakah sesuai dengan ekpektasi yang diharapkan atau belum? Selama film belum dipublikasikan, tentu saja film masih bisa direvisi sampai akhirnya editor dan sutradara merasa puas.
Publikasi
Film pendek yang sudah dibuat, tentu saja tidak hanya dipertontonkan untuk kalangan sebatas kawan-kawan saja. Agar bisa diapresiasi kalangan luas maka film tersebut bisa dipublikasikan. Ada beberapa bioskop yang bisa menayangkan film pendek, biasanya akan dikompilasi dengan film pendek karya film maker pendek lainnya. Film puga bisa diikutsertakan ke dalam beragam film festival, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Ajang festival biasanya dipublish di internet, jadi carilah informasi tentang penyelenggaraan beragam ajang festival tersebut. Mereka biasanya memiliki persyaratan-persyaratan baik tentang konten atau tema maupun teknis. Perhatikan pesryaratan tersebut, lalu ikuti agar film yang dibuat bisa diikutsertakan.
Promosikan film pendek yang sudah dibuat di beragam media. Yang paling efektif dan murah, promosikan melalui internet. Film pendek, bisa diunggah ke YouTube lalu linknya bisa disebarluaskan sehingga siapa saja bisa dinikmati penonton yang memiliki akses internet dimana saja. Jadi, bukan hal mustahil film pendek yang anda buat akan mendunia!